Senin, 30 April 2012

STRATEGI PERTUMBUHAN

Diposting oleh itsuntoldstory di 05.02

A.    STRATEGI PEMBANGUNAN INDONESIA

Strategi pembangunan Indonesia adalah peningkatan pemerataan pembangunan beserta hasil-hasilnya melalui arah kebijakan pembangunan sektoral dan pemberdayaan masyarakat terutama di pedesaan. Pembangunan desa bersifat multi sektoral dalam arti sebagai metode pembangunan masyarakat sebagai subyek pembangunan, sebagai program dan sebagai gerakan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan dilandasi oleh kesadaran untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Berdasarkan catatan statistik diketahui bahwa 80% penduduk Indonesia bertempat tinggal di pedesaan. Dengan jumlah penduduk yang besar dan potensi alam yang berlimpah maka akan mendapatkan asset pembangunan apabila dikembangkan secara tepat dan efektif untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa. Namun disisi lain telah terjadi kepincangan dalam pelaksanaan demokrasi yaitu dimana proses pengambilan kebijakan atau keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak berlangsung tanpa keterlibatan substansial. Pembatasanakses masyarakat desa dalam proses pengambilan kebijakan. Para Pengambil kebijakan menempatkan diri sebagai pihak yang memiliki otonomi untuk mengambil keputusan walaupun tanpa kerlibatan secara politik dan persetujuan masyarakat desa

Keberadaan partisipasi politik masyarakat melemah yang ada hanyalah keterlibatan dalam pelaksanaan kegiatan gotong royong dan finansial masyarakat untuk kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan pemerintah desa. Partisipasi politik yang bermacam- macam di batas dan politik masyarakat lebih di utamakan pada penerapan program pembangunan yang dirancang oleh para elit desa. Pelaksanaan program pembangunan desa oleh pemerintah telah membuat desa dan masyarakatnya menjadi semakin tidak berdaya secara politik. Proses pembangunan desa yang berjalan tidak menjadikan desa menjadi semakin berkembang menjadi lebih baik dan bermakna namum malah sebaliknya. Ini menjadikan desa secara social ekonomi dan politik justru tetap berada dalam kemiskinan dan keterbelakangan. Pembangunan desa menunjukan kegagalan karena kurangnya partisipasi politik masyarakat desa. Masyarakat desa merasa pembangunan hanya menguntungkan segolongan kecil rakyat dan tidak menguntungkan masyarakat banyak. Selain itu masyarakat kurang mengerti dan memahami bahwa pembangunan dimaksudkan untuk keuntungan masyarakat banyak namun pelaksanaannyapun tidak sesuai dengan pemahaman bahwa pembangunan berujuan untuk menguntungkan masyarakat banyak. Hal itu karena rakyat tidak secara besar dilibatkan. Kebijakan pembangunan desa menitikberatkan pada aspek partisipasi politik masyarakat desa. Respon terhadap program pembangunan dan aspek keberlanjutan program bagi masyarakat desa ditengah keberagaman kemampuan dan kepentingan masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang sangat terbatas akan mewujudkan pengembangan program yang tidak melahirkann kelompok terpinggirkan baru. Partisipasi politik masyarakat desa akan menghindari kebijakan program dana pembangunan desa yang sentralistik . Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembangunan diperlukan adanya partisipasi politik masyarakat desa secara aktif untuk mengidentifikasi berbagai masalah pembangunan desa yang di hadapi dengan alternative pemecahannya yang secara utuh dilaksanakan oleh masyarakat. Oleh karena itu pentingnya melihat pengaruh antara faktor social ekonomi, politik terhadap kualitas partisipasi politik masyarakat dalam pembangunan desa. Memang hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pembangunan desa mengedepankan sederet tujuan mulia, seperti mengentaskan rakyat miskin, mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat, memberikan layanan sosial desa, hingga memperdayakan masyarakat dan membuat pemerintahan desa lebih modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut mandek diatas kertas. Karena pada kenyataannya desa sekedar dijadikan obyek pembangunan, yang keuntungannya direguk oleh actor yang melaksanakan pembangunan di desa tersebut : bisa elite kabupaten, provinsi, bahkan pusat.1 Di desa, pembangunanfisik menjadi indicator keberhasilan pembangunan. Karena itu, Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang ada sejak tahun 2000 dan secara teoritis memberi kesempatan pada desa untuk menentukan arah pembangunan dengan menggunakan dana PPK, orientasi penggunaan dananyapun lebih untuk pembangunan fisik. Menyimak realitas diatas, memang benar bahwa yang selama ini terjadi sesungguhnya adalah “Pembangunan di desa” dan bukan pembangunan untuk, dari dan oleh desa. Desa adalah unsur bagi tegak dan eksisnya sebuah bangsa (nation) bernama Indonesia. Kalaupun derap pembangunan merupakan sebuah program yang diterapkan sampai kedesa-desa, alangkah baiknya jika menerapkan konsep :”Membangun desa, menumbuhkan kota”. Konsep ini, meski sudah sering dilontarkan oleh banyak kalangan, tetapi belum dituangkan ke dalam buku yang khusus dan lengkap. Inilah tantangan yang harus segera dijawab.


B.     Strategi Pembangunan Ekonomi
Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor – faktor (variabel) yang akan dijadikan faktor / variabel utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (Surono, 1993):

·         Strategi Pertumbuhan
-          strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi
-          pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect) pendistribusian kembali.
-          jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan prasyarat terciptanya pertumbuhan ekonomi

Di dalam pemikiran ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria utama bagi pengukuran keberhasilan pembangunan. Selanjutnya dianggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan dinikmati pula oleh si miskin melalui proses merambat ke bawah (trickle down effect) atau melalui tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan hasil pembangunan. Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan atau ketidakmerataan adalah merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang harus terjadi guna memungkinkan terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui proses akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi ini disebut strategi pertumbuhan.

Dalam proses pembangunan dikenal adanya teori pertumbuhan, yang didalamnya terdapat 3 pola yaitu :
a)      Pertumbuhan yang berkesinambungan
Pertumbuhan yang berkesinambungan, dimana ekonomi tumbuh dengan beberapa fase pertumbuhan yang pesat, namun pada tingkat yang menurun, dan akhirnya mengarah kepada stagnasi atau nyaris stagnan.

b)      Pertumbuhan Distorsi
Pertumbuhan yang terdistorsi diambil dengan resiko kerusakan sumber daya alam. Misalnya dengan menghargainya terlalu rendah. Kurangnya investasi dalam modal manusia, misalnya kurangnya perlindungan yang memadai terhadap tenaga kerja, dan subsidi untuk modal fisik, seperti pengecualian pajak

c)      Pertumbuhan yang berkesinambungan dan seimbang
Pertumbuhan yang berkesinambungan melalui akumulasii asset yang tak terdistorsi atau seimbang, dengan dukungan public terhadap pengembangan  pendidikan primer dan skunder, perbaikan kesehatan public, perlindungan modal alam. Ini mencegah penurunan dalam pengembalian untuk asset privat (khususnya modal fisik ) dan menyediakan tingkat modal manusia yang minimum dan semakin besar yang diperlukan untuk menfasilitasi inovasi teknologis dan pertumbuhan produktivitas factor total.

Faktor Utama Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi :
1.      Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
2.      Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja
3.      Kemajuan teknologi.

AGEN PERTUMBUHAN
1.      Pengusaha
2.      Investor
3.      Penabung
4.      Inovator

Inti dari konsep strategi ini adalah :
Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusatkan, sehingga dapat menimbulkan sfek pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect), pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi. Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.

SUMBER:
- http://diyantisyafitri.blogspot.com/2012/04/strategi-pertumbuhan.html
- http://hnurina.blogspot.com/2012/04/perkembangan-strategi-dan-perencanaan.html#!/2012/04/perkembangan-strategi-dan-perencanaan.html

0 komentar:

Posting Komentar

 

itsuntoldstory Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting